LOTIM,teropongdesa.com-Sungguh mengharukan saat melihat anak yang masih polos hanya bisa menangis disebut oleh salah seorang warga sebagai anak pengikut ahmadiah ,"itu anak yang berbaju kuning ,anaknya pengikut ahmadiah ," celetuk salah seorang warga ,sambil menujuk seorang anak yang memakai baju kuning yang sedang berdiri ditengah kerumunan ibu-ibu yang tengah berupaya mengusir para pengikut ahmadiah di dusun Gerepek,Desa Gereneng,Kecamatan Sakra Timur,senin 10/04,mendengar sebutan itu ,oleh anak tersebut sontak ia menangis tersedu-tersedu ,merasa kasihan,beberapa warga yang berada dilokasi berusaha memeluk sambil menenangkannya.
Ibu yang berusaha menenangkan anak yang berumur sekiar 10 tahun itu mengaku kalu anak ini masih polos,yang dialaminya saat ini hanya imbas dari ulah orang tuanya ,"dia ini masih tergolong anak nabi,"ujarnya,"dia ini juga tidak berdosa, karena betul- betul tidak paham apa yang terjadi saat ini,"jelasnya,sambil mengusap-usap kepala bocah yang terus menangis ini.
Beberapa warga yang lain juga ikut menenangkan bocah ini dengan membujuknya supaya berhenti menangis ,namun karena tidak kunjung diam,iapun disarankan untuk pulang , dengan perlahan bocah itu beranjak meninggalkan kerumunan warga sambil mengusap-usap air matanya.
Beberapa warga yang masih ada ditempat,sempat menceritakan kepada kami tentang kondisi fisik dan mental anak tersebut serta kepolosannya,"anak itu cacat,kaki dan tangannya kecil sebelah tapi dia sangat polos"tutur seorang ibu , saking polosnya anak itu,lanjutnya lagi,pernah ada peristiwa lucu beberapa tahun yang lalu mengenai anak tersebut,saat itu rumah orang tuanya mau dibakar warga,lucunya,anak ini saat itu ikut bereteriak mengikuti warga yang lain,sambil mengatakan ,"horeeeee,.....rumah saya dibakar ,rumah saya dibakar, "cerita ibu itu dengan tersenyum seraya mengulangi peristiwa lama yang dianggapnya lucu itu.
Bahkan,anak ini selalu bercerita sepulangnya diajak ritual oleh orang tuanya dari mataram,anak itu mengaku kalu dimataram itu menemui banyak orang dan selalu makan makanan yang enak-enak ,bahkan ia bersama keluarganya sering diajak jalan-jalan juga kepantai untuk acara makan-makan.
Dari cerita mereka yang begitu detail menunjukkan bahwa Peristiwa saat itu masih melekat betul di pikiran warga Dusun Gerepek,disayangkannya perisitiwa itu terulang kembali tampa memikirkan dampak teradap mental anak-anak mereka."padahal orang-orang ini sudah tiga kali membuat perjanjian dan bersumpah untuk tidak akan mengikuti ajaran itu lagi tapi mereka berbohong,malah saat ini pengikutnya semakin bertambah."tutur ibu itu.
Namun untuk saat ini,mereka mengaku tidak akan peraya lagi dan mendesak petugas keamanan yang ada dilokasi untuk memindahkan para pengikut ahmadiah ini ketempat pengikut ahmadiah yang lain ,"kami minta sama bapak agar mereka dipindahkan dari sini ,kalu tidak,bisa-bisa nanti ada saja warga yang membakar rumah mereka," menakut-menakuti.(kim)
Ibu yang berusaha menenangkan anak yang berumur sekiar 10 tahun itu mengaku kalu anak ini masih polos,yang dialaminya saat ini hanya imbas dari ulah orang tuanya ,"dia ini masih tergolong anak nabi,"ujarnya,"dia ini juga tidak berdosa, karena betul- betul tidak paham apa yang terjadi saat ini,"jelasnya,sambil mengusap-usap kepala bocah yang terus menangis ini.
Beberapa warga yang lain juga ikut menenangkan bocah ini dengan membujuknya supaya berhenti menangis ,namun karena tidak kunjung diam,iapun disarankan untuk pulang , dengan perlahan bocah itu beranjak meninggalkan kerumunan warga sambil mengusap-usap air matanya.
Beberapa warga yang masih ada ditempat,sempat menceritakan kepada kami tentang kondisi fisik dan mental anak tersebut serta kepolosannya,"anak itu cacat,kaki dan tangannya kecil sebelah tapi dia sangat polos"tutur seorang ibu , saking polosnya anak itu,lanjutnya lagi,pernah ada peristiwa lucu beberapa tahun yang lalu mengenai anak tersebut,saat itu rumah orang tuanya mau dibakar warga,lucunya,anak ini saat itu ikut bereteriak mengikuti warga yang lain,sambil mengatakan ,"horeeeee,.....rumah saya dibakar ,rumah saya dibakar, "cerita ibu itu dengan tersenyum seraya mengulangi peristiwa lama yang dianggapnya lucu itu.
Bahkan,anak ini selalu bercerita sepulangnya diajak ritual oleh orang tuanya dari mataram,anak itu mengaku kalu dimataram itu menemui banyak orang dan selalu makan makanan yang enak-enak ,bahkan ia bersama keluarganya sering diajak jalan-jalan juga kepantai untuk acara makan-makan.
Dari cerita mereka yang begitu detail menunjukkan bahwa Peristiwa saat itu masih melekat betul di pikiran warga Dusun Gerepek,disayangkannya perisitiwa itu terulang kembali tampa memikirkan dampak teradap mental anak-anak mereka."padahal orang-orang ini sudah tiga kali membuat perjanjian dan bersumpah untuk tidak akan mengikuti ajaran itu lagi tapi mereka berbohong,malah saat ini pengikutnya semakin bertambah."tutur ibu itu.
Namun untuk saat ini,mereka mengaku tidak akan peraya lagi dan mendesak petugas keamanan yang ada dilokasi untuk memindahkan para pengikut ahmadiah ini ketempat pengikut ahmadiah yang lain ,"kami minta sama bapak agar mereka dipindahkan dari sini ,kalu tidak,bisa-bisa nanti ada saja warga yang membakar rumah mereka," menakut-menakuti.(kim)