LOTIM,teropongdesa.com - Kecelakaan Lalulintas ( Laka lantas ) pada tahun ini meningkat 9,4 persen dibandingkan tahun lalu,semakin meningkatnya Laka lantas pada tahun ini,menurut Kasad Lantas Polres Lombok Timur,AKP R.Palayukan Kepada awak media diruangannya,kamis 29/12,Diakibatkan beberapa faktor diantaranya faktor manusia,faktor alam dan faktor keadaan jalan yang tidak memenuhi syarat.
Sedangkan pemicu dominan laka yang terjadi sebagian besar akibat kondisi jalan yang tidak memenuhi syarat seperti jalan yang bergelombang dan berlobang sedangkan sisanya diakibatkan oleh prilaku pengendara yang kerap ugal-ugalan dalam berkendara.
Meski pada tahun ini laka untuk para korban luka berat mengalami penurunan namun jumlah korban meninggal mengalami peningkatan dari tahun sebelunya yang berjumlah 88 jiwa sedangkan pada tahun ini 96 jiwa sehingga korban yang meninggal pada tahun ini mengalami peningkatan 8 jiwa.
Dari semua kejadian tersebut kata dia,para pelaku dan korban didominasi oleh karyawan swasta dan pelajar,mirisnya lagi menurut data yang dimilikinya sampai saat ini para pelaku dan korban rata-rata dalam umur produktif antara 16 tahun sampai 30 tahun,selain itu fakta yang mengejutkan lagi bahwa sebgaian besar para pelaku dan korban tidak mengantongi Surat Izin Mengemudi ( SIM ) ,bahkan,rata-rata dari mereka berkendara tidak mengenakan helem.
Pemicu meningkatnya angka laka menurut R.Palayukan kerap menjadi pebahasan lintas sektoral untuk menemukan solusi ,namun paling dominan adalah perilaku pengendara yang kurang memperhatikan kesalamatan diri sendiri dan pengendara yang laian dalam berkendara ,hal tersebut biasanya dipicu kurangnya perhatian keluarga dan lingkungan dalam memberikan kesadaran tentang perlunya kewaspadaan dalam berkendara demi keselamatan diri sendiri dan pengguna jalan yang lain.
Selain pentingnya peran keluarga,disarankannya juga agar pengguna jalan raya harus bisa berfikir tentang keselamatan orang lain,paling tidak,berusaha tidak berkendara dengan ugal-ugalan dan sebaiknya juga saat berkendara harus mentaati aturan-aturan yang menjadi setandar keselamatan Seperti memakai helem dan memeriksa kondisi kendaraan sebelum berkendara.(Kim)
Sedangkan pemicu dominan laka yang terjadi sebagian besar akibat kondisi jalan yang tidak memenuhi syarat seperti jalan yang bergelombang dan berlobang sedangkan sisanya diakibatkan oleh prilaku pengendara yang kerap ugal-ugalan dalam berkendara.
Meski pada tahun ini laka untuk para korban luka berat mengalami penurunan namun jumlah korban meninggal mengalami peningkatan dari tahun sebelunya yang berjumlah 88 jiwa sedangkan pada tahun ini 96 jiwa sehingga korban yang meninggal pada tahun ini mengalami peningkatan 8 jiwa.
Dari semua kejadian tersebut kata dia,para pelaku dan korban didominasi oleh karyawan swasta dan pelajar,mirisnya lagi menurut data yang dimilikinya sampai saat ini para pelaku dan korban rata-rata dalam umur produktif antara 16 tahun sampai 30 tahun,selain itu fakta yang mengejutkan lagi bahwa sebgaian besar para pelaku dan korban tidak mengantongi Surat Izin Mengemudi ( SIM ) ,bahkan,rata-rata dari mereka berkendara tidak mengenakan helem.
Pemicu meningkatnya angka laka menurut R.Palayukan kerap menjadi pebahasan lintas sektoral untuk menemukan solusi ,namun paling dominan adalah perilaku pengendara yang kurang memperhatikan kesalamatan diri sendiri dan pengendara yang laian dalam berkendara ,hal tersebut biasanya dipicu kurangnya perhatian keluarga dan lingkungan dalam memberikan kesadaran tentang perlunya kewaspadaan dalam berkendara demi keselamatan diri sendiri dan pengguna jalan yang lain.
Selain pentingnya peran keluarga,disarankannya juga agar pengguna jalan raya harus bisa berfikir tentang keselamatan orang lain,paling tidak,berusaha tidak berkendara dengan ugal-ugalan dan sebaiknya juga saat berkendara harus mentaati aturan-aturan yang menjadi setandar keselamatan Seperti memakai helem dan memeriksa kondisi kendaraan sebelum berkendara.(Kim)