LOTIM,teropongdesa.com - Akibat Jumlah lapangan pekerjaan yang tidak berbanding lurus dengan pencari kerja ,kondisi ini kerap menjadi pemicu masalah sosial lainnya,bahkan rumusan-rumusan para pemimpin untuk mengurangi pengangguran dijadikan "jargon" disetiap pilkada,bahkan tidak jarang juga para aktor politik menjadikan isu tersebut komoditi strategis meraih kursi kekuasaan,
Memang Sungguh miris,namun inilah realita yang harus dihadapi masyarakat Lombok Timur , seperti tingginya tenaga kesehatan yang dicetak beberapa perguruan tinggi dalam daerah yang tidak bisa terakomodir,namun diupayakan kedepannya ,tenaga medis ini diberikan peluang mengabdi sebagai pelayan masyarakat dilemabaga-lembaga kesehatan yang ada ,kendati demikian, peluang itu tetap disesuaikan dengan jumlah tenaga yang dibutuhan Puskesmas (PKM) ,namun untuk menjaga kwalitas pelayanan diutamakan yang berprestasi dan yang berdomisili di sekitar puskesmas ,hal ini disampaikan Kepala Dinas Kesehatan ( Diskes ) Kabupaten Lombok Timur,Dr Asrul Sani,diruangannya pada awak media,belum lama ini.
Dibeberkannya juga, kalu peluang pengabdian para tenaga kesehatan ini diutamakan yang diberikan rekomendasi oleh perguruan tinggi tempat mereka mengenyam pendidikan dan yang bekerja sama dengan dinas kesehatan,selain itu lanjutnya lagi,atas dasar pertimbangan untuk meningkatkan kwalitas pelayanan, para pengabdi ini juga harus yang berprestasi,mempunyai Kartu Tanda Penduduk Lombok Timur dan diutamakan juga yang sudah memiliki STR serta lulusan perguruan tinggi dalam daerah.
Agar mampu mengakmodir jumlah tenaga kesehatan yang jumlahnya ribuan tersebut,Dikes mensiasati dan menetapkan jangka waktu pengabdian maksimal satu tahun dan minimal selama enam bulan,jika waktu yang sudah ditetapkan sudah habis maka para pengabdi akan diberhentikan dan diberikan sertifikat sebagai bukti pengabdian dan pengalaman bekerja.
"Namanya mengabdi sudah jelas tidak ada insentif dari daerah,tapi Untungnya bagi mereka ,ilmu yang dimilikinya tidak hilang dan selesainya juga mereka akan diberikan sertifikat pengalaman kerja, jadi kalu sudah punya pengalaman pekerjaan,akan lebih gampang mencari pekerjaan,"jelasnya.
Peluang ini disampaikannya sebagai bentuk kepedulian dinas kesehatan dengan besarnya jumlah tenaga kesehatan yang dicetak beberapa perguruan tinggi didalam daerah maupun luar daerah yang tidak memiliki pekerjaan. "Akibatnya ramai orang tua yang bicara kesaya mau menitip anaknya,hal itu bikin saya serba salah,karena titip menitip sudah jelas tidak ada aturan hukumnya" ,jelas Asrul melanjutkan.
Sehingga dalam hal ini,Peluang yang dimaksud Asrul adalah memberikan kesempatan kepada para tenaga medis yang baru lulus atau yang sudah lama lulus untuk menerapkan ilmunya di PKM setempat agar ilmu yang diperoleh bisa bermanfaat bagi orang lain,namun,lanjutnya lagi,penerimaan para tenaga pengabdi ini tidak serta merta diterima semua meski berasal dari sekitar PKM.
"Karena mereka harus disesuaikan dengan kreteria tenaga yang dibutuhkan. Itupun harus diseleksi lagi,Kalu diterima semua yang mau mengabdi ,bisa-bisa PKM itu kayak pasar nantinya ",tutup Asrul berseloroh.(Kim
Memang Sungguh miris,namun inilah realita yang harus dihadapi masyarakat Lombok Timur , seperti tingginya tenaga kesehatan yang dicetak beberapa perguruan tinggi dalam daerah yang tidak bisa terakomodir,namun diupayakan kedepannya ,tenaga medis ini diberikan peluang mengabdi sebagai pelayan masyarakat dilemabaga-lembaga kesehatan yang ada ,kendati demikian, peluang itu tetap disesuaikan dengan jumlah tenaga yang dibutuhan Puskesmas (PKM) ,namun untuk menjaga kwalitas pelayanan diutamakan yang berprestasi dan yang berdomisili di sekitar puskesmas ,hal ini disampaikan Kepala Dinas Kesehatan ( Diskes ) Kabupaten Lombok Timur,Dr Asrul Sani,diruangannya pada awak media,belum lama ini.
Dibeberkannya juga, kalu peluang pengabdian para tenaga kesehatan ini diutamakan yang diberikan rekomendasi oleh perguruan tinggi tempat mereka mengenyam pendidikan dan yang bekerja sama dengan dinas kesehatan,selain itu lanjutnya lagi,atas dasar pertimbangan untuk meningkatkan kwalitas pelayanan, para pengabdi ini juga harus yang berprestasi,mempunyai Kartu Tanda Penduduk Lombok Timur dan diutamakan juga yang sudah memiliki STR serta lulusan perguruan tinggi dalam daerah.
Agar mampu mengakmodir jumlah tenaga kesehatan yang jumlahnya ribuan tersebut,Dikes mensiasati dan menetapkan jangka waktu pengabdian maksimal satu tahun dan minimal selama enam bulan,jika waktu yang sudah ditetapkan sudah habis maka para pengabdi akan diberhentikan dan diberikan sertifikat sebagai bukti pengabdian dan pengalaman bekerja.
"Namanya mengabdi sudah jelas tidak ada insentif dari daerah,tapi Untungnya bagi mereka ,ilmu yang dimilikinya tidak hilang dan selesainya juga mereka akan diberikan sertifikat pengalaman kerja, jadi kalu sudah punya pengalaman pekerjaan,akan lebih gampang mencari pekerjaan,"jelasnya.
Peluang ini disampaikannya sebagai bentuk kepedulian dinas kesehatan dengan besarnya jumlah tenaga kesehatan yang dicetak beberapa perguruan tinggi didalam daerah maupun luar daerah yang tidak memiliki pekerjaan. "Akibatnya ramai orang tua yang bicara kesaya mau menitip anaknya,hal itu bikin saya serba salah,karena titip menitip sudah jelas tidak ada aturan hukumnya" ,jelas Asrul melanjutkan.
Sehingga dalam hal ini,Peluang yang dimaksud Asrul adalah memberikan kesempatan kepada para tenaga medis yang baru lulus atau yang sudah lama lulus untuk menerapkan ilmunya di PKM setempat agar ilmu yang diperoleh bisa bermanfaat bagi orang lain,namun,lanjutnya lagi,penerimaan para tenaga pengabdi ini tidak serta merta diterima semua meski berasal dari sekitar PKM.
"Karena mereka harus disesuaikan dengan kreteria tenaga yang dibutuhkan. Itupun harus diseleksi lagi,Kalu diterima semua yang mau mengabdi ,bisa-bisa PKM itu kayak pasar nantinya ",tutup Asrul berseloroh.(Kim